Jumat, 04 Mei 2012

Malaikat Tak Bersayap ( Part VII )


Terbang, tebang mengelilingi dunia ini, mencari tahu apa isi dari dunia ini, melihat keindahan di dunia ini, terbang, terbang dan terbang. Dengan gilanya gua meluapkan berbagai macam rasa yang ada dalam diri gua, kesana kemari tanpa ada tujuan, gua terbang dan terus terbang, namun ada satu hal yang begitu bodohnya gua hampir melupakannya. Lupa, seperti layaknya manusia biasa, gua hampir melupakan sesuatu yang mungkin ini sangat berarti dalam hidup gua, dan dalam timbulnya kedua buah sayap ini. Disitu gua berfikir dan bertanya - tanya, siapa? siapa? siapa? dan siapa yang telah rela memberikan sayap ini ke gua? Dari situ gua seperti anak ayam yang kehilangan induknya, gua mencari kesana kemari, berhari – hari, membiarkan waktu terbuang percuma hanya untuk mencari sesosok makhluk yang sangat mulia menurut gua, disaat gua merasa tak berdaya dan putus asa, muncul sebuah cahaya yang memperlihatkan sosok wanita cantik, dia tersenyum sambil melambaikan tangannya, dan seketika itu gua teringat pada sebuah mahakarya Tuhan yang Ia ciptakan dan menitipkannya ke gua, namun pada saat itu gua belum bisa menjaga pemberian-Nya. Dari situ gua terpicu dan lebih semangat lagi untuk bisa membuktikan dan menunjukan bahwa gua adalah orang yang bisa dipercai-Nya jika suatu saat nanti Tuhan ingin menitipkan makhluk ciptaan-Nya ke gua. Berdiri menjulang tinggi, melebarkan sayap, perlahan – lahan mengepakkan kedua buah sayap yang telah melekat kuat di punggung gua, terbang, terbang, dan terbang. Seperti layaknya burung yang terbang bebas, tanpa ada sedikitpun rasa was was, terus bekerja keras dan selalu berfikir cerdas untuk menemukan sesosok makhluk yang telah ikhlas membiarkan sayapnya melekat di punggung gua.

“Hiduplah layaknya seorang pejuang, pejuang tak pernah putus asa, pejuang yang ingin semuanya bahagia, pejuang yang tak kenal tanda jasa, pejuang  yang selalu bekerja keras, berfikir cerdas, dan bersikap ikhlas.”


To be continued.......